GBHV (Garis Besar Haluan
Volunteering),
FAQ, dan Sistem Kerja SHOES FOR
FLORES
ejak mulai beraksi tahun
2014, SHOES FOR FLORES menyadari bahwa akan ada tanggung jawab dalam pengelola
program ini. Meskipun bersifat amal, sukarela, dan sosial, kami sebagai
volunteers tahu bahwa peran kami disini adalah sebagai ‘perpanjangan tangan’
dari para donatur maupun simpatisan pendidikan. Kami juga menyadari bahwa dalam
mengurusi program ini, niat baik saja tidak cukup, haruslah dibarengi dengan
tanggung jawab, ketelitian, profesionalisme, juga sistem kerja yang baik. Tanpa
disadari SHOES FOR FLORES telah menjadi ‘sekolah’ bagi kami untuk melatih diri
dalam me-manage kegiatan.
Untuk itu, ada
panduan-panduan, GBHV (Garis Besar Haluan Volunteers), kami pakai dalam kerja
SHOES FOR FLORES, yang kami himpun, kami dapatkan, dan kami kembangkan selama
kegiatan demi kegiatan dilangsungkan.
F.A.Q
: HOW TO BE VOLUNTEERS
 |
Mengisahkan cerita kepada anak-anak |
Siapa
bisa jadi Volunteers SHOES FOR FLORES?
1. Siapa pun,
tua-muda, dari berbagai latar belakang pekerjaan dan agama, bisa jadi bagian
dari keluarga besar SHOES FOR FLORES. Komunitas ini tidak bersifat ekslusif
atau tertutup hanya untuk satu golongan saja.
2. Siapa pun yang
merasa ada ‘keterpanggilan’ untuk peduli, baik peduli sosial, maupun secara
khusus peduli pada dunia pendidikan. Jika merasakan kerinduan untuk bisa
memberi manfaat bagi sesama dan merasakan dorongan untuk menjadi pribadi yang
bermanfaat bagi lingkungan.
3. Siapa pun yang merasakan
kedekatan dengan Flores; entah berasal dari Flores, berdomisili di Flores,
pernah datang ke Flores, atau mengenal/ingin mengenal Flores.
Syarat-Syarat
jadi Volunteers SHOES FOR FLORES?
Pada dasarnya tidak ada
persyaratan khusus untuk menjadi relawan/volunteers SHOES FOR FLORES, karena
kegiatan ini bersifat sukarela. Namun, untuk memperjelas platform, selain point-point di atas, yang menjadi volunteers
SHOES FOR FLORES adalah mereka yang:
1. Dengan niat
pribadi dan tulus mau beraksi membantu atau menginspirasi anak-anak SD di
pedalaman Flores.
2. Tidak membawa
atau mengusung ideologi yang bertentangan dengan Pancasila maupun hukum yang
berlaku di Indonesia.
3. Tidak membawa
atau mewakili PARTAI POLITIK, atau tidak bergabung dengan membawa sebuah
tendesi atau tujuan politis. Charity is charity, Bro!
4. Bersedia
meluangkan waktu untuk bersama-sama berdiskusi tentang proses serta pelaksanaan
kegiatan, bersedia bersama-sama menyiapkan program (termasuk hal-hal teknis,
survey, belanja, pengepakan barang, transportasi, acara, dll sesuai
bidang-bidang yang dimiliki SHOES FOR FLORES).
5. Berpikiran
terbuka, menerima perbedaan, dewasa, dan komitmen.
Jika
berada di luar Flores (Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, dll) bisakah
berpartisipasi menjadi Volunteers SHOES FOR FLORES?
SANGAT BISA. Kami
menamakannya sebagai LDV (Long Distance
Volunteers). Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mendukung SHOES FOR
FLORES meskipun teman-teman berada di luar Flores, misalnya:
1. Menjadi
donation’s collector, mengumpulkan bantuan misalnya buku-buku, alat tulis, dan
barang-barang kebutuhan anak-anak SD lainnya kemudian mengirimkan ke:
Lebih detail
mengenai barang apa saja yang cocok untuk anak-anak di pedalaman Flores, bisa
dibaca di link berikut:
PANDUAN DONASI BARANG
2. Menghubungkan
SHOES FOR FLORES dengan lembaga/organisasi/perusahaan dll yang punya misi atau
divisi yang berkaitan dengan pendidikan atau kepedulian sosial. Misalnya,
sebuah perusahaan susu, penerbit buku, produsen tas sekolah, atau lainnya.
SHOES FOR FLORES juga bermitra dengan komunitas-komunitas sosial lainnya di
Nusa Tenggara Timur, sehingga kami juga bisa bersama membantu daerah lain yang
ada di sekitar Nusa Tenggara Timur.
3. Menyebarkan
semangat kepedulian sosial. Tidak harus mengusung nama SHOES FOR FLORES, namun
bisa merangkul kelompok/komunitas manapun di Indonesia dan dorong untuk
berimpact bagi lingkungan terdekat.
4. Bisa berkunjung
sendiri secara langsung ke Flores, dan bersama-sama mendatangi sekolah-sekolah
pedalaman Flores yang masuk dalam program SHOES FOR FLORES. We are happy to have you, kakak!
STRUKTUR
& SISTEM KERJA
Demi kelancaran kegiatan,
semua volunteers berkoordinir sesuai kebutuhan pelaksanaan kegiatan/ acara,
dengan tanggung jawab secara umum maupun spesifik, dengan divisi-divisi sbb:
Divisi
Logistik:
mengurus keluar-masuknya
barang bantuan, mengatur dan mensortir/ memfilter kiriman yang masuk. Divisi
logistik tidak hanya menampung atau menerima barang, tapi mengecek laik
tidaknya barang untuk diberikan ke anak-anak, termasuk konten buku-buku bacaan
yang disumbangkan (untuk menghindari buku-buku yang isinya untuk usia dewasa).
Divisi logistik juga mengatur barang sampai kegiatan pembagian bantuan,
pembelanjaan barang dan pengepakan.
Divisi
Survey:
melakukan kunjungan awal
(pre survey maupun survey) untuk melihat langsung kondisi sekolah yang hendak
dibantu, bertemu dengan pihak sekolah serta anak-anak, mengecek
kekurangan-kekurangan yang ada di sekolah tersebut. Divisi ini perlu membangun
kontak dengan pihak sekolah, aparat desa/dusun setempat. Selain itu juga
mengecek kondisi jalan untuk kepentingan kelancaran transportasi, membuat
pemetaan lokasi untuk mengetahui pos-pos kegiatan (pos pengecekan kesehatan,
pos kelas inspirasi, pos game) juga lokasi ekstra untuk menginap bagi
volunteers (karena kegiatan Shoes For Flores umunya termasuk menginap di
kampung tempat kegiatan dilaksanakan).
Divisi
Transportasi:
mengurusi transportasi saat
kegiatan hendak dilaksanakan, mencari
kendaraan (tergantung sasaran, misalnya kegiatan di pulau, maka juga
mengecek kapal, dst) yang cocok dengan kondisi lapangan, memperhitungan waktu
perjalanan return ke dan dari lokasi
kegiatan.
Divisi
Acara:
Mendesign serta mengatur
program acara untuk pelaksanaan kegiatan. Mengkoordinasikan hal-hal yang akan
dilaksanakan di sekolah yang hendak dikunjungi: menyiapkan games edukatif,
mengatur jadwal pemutaran film/atraksi, mengatur pelaksanaan Cek kesehatan,
mengkonsepkan sistem pembagian bantuan ke anak-anak.
Divisi
Konsumsi:
Mengatur kebutuhan konsumsi
selama kegiatan. Baik untuk anak-anak (snacks, vitamin, susu) juga konsumsi
untuk volunteers.
Divisi
Dokumentasi:
Merekam dan
mendokumentasikan kegiatan. Mengatur file-file untuk publikasi dan arsip.
Para volunteers yang baru bergabung, dapat memilih
salah satu divisi, yang sesuai dengan karakter, bakat, serta kemampuan dirinya.
 |
Ibu Susi Koppmann dari BANK SAMPAH ikut berpartisipasi mengkampanyekan soal sampah |
Semua divisi saling
terhubung, bekerjasama dan berkoordinasi, juga tentu terhubung dengan:
Koordinator
Umum/ Penanggung Jawab Umum:
Bertugas mengkoordinasikan,
mengetahui, bertanggung jawab, mengkonsultasikan secara umum atas nama SHOES
FOR FLORES dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh SHOES FOR FLORES.
Bendahara:
Bertugas
menangani, mendata, dan melaporkan keuangan SHOES FOR FLORES.
Sekretaris:
Mencatat,
menginventarisasi, merekapitulasi kegiatan SHOES FOR FLORES (mulai dari pre
survey, meeting, proses persiapan, pelaksanaan acara, evaluasi, dll).
PROSEDUR
KEGIATAN “SHOES FOR FLORES”
Sejumlah proses perlu dilewati dan dijalankan oleh volunteers, sebelum
kegiatan dieksekusi. Adapun prosedurnya adalah sbb:
1. Receiving Issue
Tahap paling awal, dimana kita berbagi informasi
kepada sesame volunteers saat baru mendengar atau melihat kabar bahwa ada
sekolah yang keadaannya memprihatinkan dan butuh support. Ini biasanya muncul
spontan, entah dari internet atau dari orang-orang yang kebetulan mengetahui
bahwa ada sekolah yang butuh ‘kunjungan.’ Kita akan mempertimbangkan informasi
yang masuk, juga meneliti lewat foto atau mengontak pihak yang memberi kabar.
2.
Pre Survey
Jika sebagian besar volunteers sepakat bahwa sekolah
yang dikabarkan tersebut layak dan berpotensi dibantu, maka diadakanlah pre
survey ini.
Tujuan dari pre survey adalah mengecek secara
langsung, mendatangi sekolah yang dikabarkan untuk melihat keadaan riil. Pada
tahap ini, kunjungan ke sekolah bersifat kunjungan biasa, tanpa ada “janji-janji”
terhadap pihak sekolah, sebab dari hasil pre survey ini harus didiskusikan
bersama lagi, apakah memang laik atau tidak. Patokan laik atau tidaknya sebuah
sekolah dibantu, dapat dilihat dari kondisi fisik anak-anak, kelengkapan
sekolah, kondisi fisik sekolah. Ada sekolah yang di foto kelihatan darurat tapi
pada saat pre survey dilakukan ternyata sekolahnya sudah pindah atau sedang
ditangani pemerintah atau lembaga lain. SHOES FOR FLORES menghindari adanya
tumpang tindih bantuan. Pre survey juga berguna untuk mengetahui masalah
keuangan sekolah, bantuan pemerintah atau lembaga apa saja yang sudah atau akan
diterima. Ini krusial, sebab SHOES FOR FLORES hanyalah sebuah komunitas,
bukan yayasan, atau lembaga berbadan hokum. Apalagi tujuan SHOES FOR FLORES
bukan untuk memperbaiki gedung sekolah atau support keuangan sekolah. SHOES
FOR FLORES hanyalah kumpulan orang-orang yang sudah memiliki kesibukan sendiri/punya
profesi sendiri yang ingin memanfaatkan waktu luang untuk peduli pada daerahnya,
terutama di bidang pendidikan.
3.
Survey
Dari hasil pengecekan langsung saat pre survey,
volunteers kembali berkumpul untuk mendengarkan laporan tim pre survey. Apakah
memang butuh didatangi untuk diselenggarakan kegiatan atau sebaiknya mencari
sekolah lain yang lebih butuh didatangi.
Bila ternyata sekolah ini dipandang perlu disupport
anak-anaknya, maka diadakanlah survey bagian kedua. Ini sudah pada level:
KESEPAKATAN UNTUK MELAKUKAN KEGIATAN DI SEKOLAH DIMAKSUD. Nah, saat survey
kedua ini, volunteer akan memberikan pernyataan
kepastian kepada pihak sekolah. Dengan otomatis, dimulailah kerjasama
dengan pihak sekolah, seperti:
-
mengumpulkan data
yang mendetail dari tiap siswa (mengukur ukuran kaki setiap anak untuk sepatu,
mengukur ukuran badan setiap anak untuk pakaian seragam, mendata kelengkapan
buku serta perpustakaan, mendata kekurangan-kekurangan lain – kebersihan anak,
kelengkapan dasar sebuah ruang sekolah, misalnya poster-poster pendukung
kegiatan belajar). Kenapa harus detail
setiap anak? Karena volunteers SFF tidak mau pengorbanan waktu dan tenaga
yang mereka berikan sia-sia/ tidak tepat sasaran. Selain bahwa ini juga
merupakan bentuk komitmen atas kepercayaan dari para donatur (yang sebagian
besar donatur merupakan orang-orang yang dikenal pribadi oleh para volunteers,
sehingga masing-masing, baik volunteers maupun donatur, merasa bahwa apa yang
diberikan memang benar-benar akan digunakan oleh anak-anak. Tidak asal-asalan. We don’t want to waste our time and energy
for nothing, hit-or-miss, or for hurry-scurry actions.
-
Mengecek ruang dan
ketersediaan lahan untuk nantinya dipakai dalam kegiatan. Misalnya, ruangan
mana untuk menyimpan barang-barang yang dibawa, ruang mana untuk pengecekan
kesehatan anak, ruang mana untuk pemutaran film, halaman sekolahnya cukup atau
tidak untuk dilaksanakan games, dll. Sekali lagi, SHOES FOR FLORES tidak mau
datang sekedar bagi-bagi barang langsung pulang. WE DON’T DO THAT. Kami ingin
mempersiapkan segalanya dengan baik sehingga anak-anak merasakan arti kehadiran
kami, anak-anak merasa bahwa mereka diperhatikan, pihak sekolah juga merasa
bahwa mereka istimewa. Ingat, sekolah yang didatangi adalah sekolah pedalaman,
yang jarang sekali dikunjungi. Apa yang bisa memotivasi mereka bila kita tidak
memperlakukan mereka secara istimewa sesekali????? Memberi perasaan bahwa dalam
keterbatasan, mereka tidak benar-benar sendirian, ada yang peduli.
- Bertemu dengan Kepala
Desa/ Kepala Dusun sebagai pemimpin wilayah, sekaligus meminta ijin pelaksanaan
kegiatan. Beberapa hal mungkin bisa disupport oleh pihak pemerintah desa,
misalnya sound system, terpal (jaga-jaga bila turun hujan) dll untuk mendukung
kegiatan nanti.
4.
Publikasi untuk Fund & Donation Raising
Dari data-data yang ada, volunteers melakukan fundraising (penggalangan
dana) maupun pengumpulan donasi barang. Dilakukan kalkulasi kira-kira berapa
besar biaya yang dibutuhkan. Caranya lewat menyebarkan postingan di Facebook,
komunitas-komunitas, ke orang-orang yang dikenal bisa membantu mendukung
kegiatan ini.
5.
Collecting Donation & Belanja Barang
Setelah dana yang dibutuhkan terkumpul, begitupun barang-barang yang
masuk ke Stock Station mencukupi, maka dilakukan pemilihan barang (cocok atau
tidak cocok dengan kebutuhan/fisik anak-anak/sekolah), memastikan
kekurangan-kelebihan stock barang. Kekurangan-kekurangan akan ditutupi dengan
belanja di toko. Biasanya yang dibelanjakan paling utama adalah seragam,
sepatu, tas sekolah, dan alat-alat tulis siswa. Lalu jika harus menyewa
kendaraan (truck atau pick up-karena semua sekolah yang disasar adalah di
pedalaman sehingga akses susah dgn sedan/skuter.), maka diberikan anggaran
untuk itu. Demikianpun bila dibutuhkan tambahan suplemen bagi anak-anak, snack,
konsumsi.
6.
Packing & Task Affirmation
Barang-barang
belanjaan dikepak sesuai data anak-anak per jenis kelamin, per kelas supaya
tidak amburadul saat tiba di lokasi dan penyerahan ‘hadiah’. Tahap ini juga
diadakan meeting untuk pemantapan tugas masing-masing divisi, mendengarkan
masukan dan kesiapan tiap volunteers.
7.
Berangkat, Tiba, Aksi
SHOES FOR FLORES
hampir selalu melakukan aksi selama dua hari, dengan tujuan menjalin keakraban
dengan anak-anak serta warga, maka diadakan semacam “live in”-menginap di
kampung sekolah tersebut.
Hari Pertama
Biasanya diisi dengan ramah
tamah, perkenalan dengan pihak sekolah serta anak-anak. Mulai dengan pemanasan
untuk game. Pengenalan lokasi serta pengaturan logistik. Malam menginap di
sekolah (dlm ruangan/di halaman-camping).
Aksi Hari Kedua
Ini adalah puncak acara.
Akan sangat padat sesuai dengan yang telah direncanakan. Mulai pagi hari hingga
selesai tengah hari. Kebersamaan akan sangat terasa di hari ini, kesibukan
suasana.
8.
Evaluasi
Setelah kegiatan
dilaksanakan. Selang beberapa hari diadakan evaluasi kegiatan. Apa-apa sajakah
yang keliru, yang tidak beres, kendala, keistimewaan, kesan baik, dll yang
didapatkan. Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui kekurangan-kelebihan
yang terjadi saat kegiatan sebelumnya berlangsung.
Tindak lanjut
dari evaluasi adalah LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN & LAPORAN KEUANGAN
yang nantinya akan dipakai sebagai pertanggungjawaban kepada donatur, maupun
untuk pengajuan proposal kegiatan berikutnya.
“Be of service. Whether you
make yourself available to a friend or co-worker, or you make time every month
to do volunteer work, there is nothing that harvests more of a feeling of
empowerment than being of service to someone in need. “
Gillian
Anderson
Label: How To Be Volunteers