About SHOES FOR FLORES (Versi Bahasa Indonesia - Profile)

Flores berada di Propinsi Nusa Tenggara Timur, di tenggara Indonesia, dengan jumlah penduduk 1,831,000 jiwa (sensus 2010) Mata pencaharian utama warga adalah bertani. Tidak ada pabrik yang memperkerjakan tenaga lebih dari 100 orang, minat wirausaha penduduk lokal pun sangat rendah. Dalam hal pendidikan, Flores sebetulnya memiliki sejarah pendidikan yang sangat bagus, bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka banyak sekolah-sekolah berkualitas juga lembaga pendidikan ketrampilan tumbuh subur di Flores. Kemunduran pendidikan di Flores terjadi sekitar awal tahun 90-an, dimana sekolah-sekolah (yang kebanyakan swasta) mengalami degradasi manajemen dan finansial. Karena topografi Flores  berupa bukit dan pegunungan, maka sekolah-sekolah (SD hingga SMU) yang berada jauh dari kota sulit untuk berkembang.

Kini, meskipun bermunculan sekolah baru (serta Perguruan Tinggi/ Universitas juga mulai tumbuh), namun fokus pengembangan pendidikan tersentralisir di kota-kota Kabupaten, dan agak ‘melupakan’ Pendidikan Dasar (SD).

Keindahan alam Flores yang elok, namun belum didukung oleh sumber daya manusia yang memadai. Minat wirausaha serta kreatifitas menciptakan lapangan kerja masih sangat rendah.
doc. Shoes For Flores (Valentino Luis)

LATAR BELAKANG
APA ITU ‘SHOES FOR FLORES’?
SHOES FOR FLORES adalah aksi sosial kemanusiaan yang bertujuan untuk menolong anak-anak Sekolah Dasar di Flores yang berkekurangan, akibat letak sekolah yang jauh dari jangkuan serta berasal dari keluarga yang tidak mampu secara ekonomi.

Tujuan lain dari SHOES FOR FLORES adalah memotivasi minat bersekolah anak-anak, menyemangati agar tidak putus asa, sekaligus berbagi kisah maupun ilmu sehingga anak-anak terdorong untuk berani bercita-cita, percaya diri, serta memiliki pandangan positif untuk mengembangkan diri (seperti kesadaran akan kebersihan, kesehatan, kepedulian terhadap alam/satwa, maupun melek akan hak serta kewajiban sebagai seorang anak).

SHOES FOR FLORES merupakan aksi sosial kemanusiaan tanpa ekskusifitas terhadap suku, agama, atau ras tertentu. Selama sekolah-sekolah tersebut berada dalam wilayah Flores dan dipandang patut untuk ditolong.

SHOES FOR FLORES bukan berupa sebuah yayasan atau organisasi berbadan hukum. Pihak-pihak yang terlibat di dalamnya adalah Relawan/Volunteer yang bersatu atas dasar empati terhadap pendidikan Flores. Masing-masing punya pekerjaan sendiri, namun terpanggil untuk bersama melakukan sesuatu bagi kemajuan serta perbaikan pendidikan anak-anak Flores.

SHOES FOR FLORES itu Bukan soal seberapa besar barang  yang diberi, namun seberapa besar niat untuk peduli. Aksi sosial ini timbul karena keyakinan: Jika inginkan perbaikan di kehidupan masa depan, tanamkan hal baik di kehidupan sekarang. SHOES FOR FLORES menempatkan Pendidikan sebagai bidang yang patut diperhatikan, sebab Pendidikan adalah modal dasar terjadinya  sebuah perubahan kualitas diri. Perubahan kualitas diri adalah modal dasar terjadinya sebuah perubahan kualitas lingkungan.  

SASARAN UTAMA
Yang menjadi fokus utama SHOES FOR FLORES adalah anak-anak Sekolah Dasar. Jadi, kondisi anak-anaklah yang dipentingkan, bukan gedung atau infrastruktur sekolah. Bantuan yang diberikan berkaitan dengan kebutuhan pokok anak-anak, misalnya
-          Sepatu,
-          Pakaian Seragam,
-          Alat-alat Tulis,
-          Buku Bacaan/Buku Pelajaran/Majalah,
-          Baju-baju bekas laik pakai,
-          Alat-alat pendukung bakat maupun hobby (disesuaikan keadaaan)
-          Permainan (Children toys)

SHOES FOR FLORES tidak menyelenggarakan project perbaikan gedung sekolah atau memberi bantuan berupa uang kepada pihak sekolah. Hanya dalam kasus tertentu saja SHOES FOR FLORES terlibat untuk pengadaan sarana sekolah, dan dirundingkan secara khusus.

Sekolah-sekolah yang dibantu adalah sekolah-sekolah yang keadaan murid-muridnya memprihatinkan, yang sebagian besar murid berasal dari keluarga tak mampu, berlokasi di wilayah yang sulit dijangkau, dan butuh dorongan semangat.


Wajah-wajah ceria anak-anak SD Nipado di Nagekeo, usai menerima bantuan berupa sepatu, seragam, alat-alat tulis, dan tas sekolah.
doc. Shoes For Flores (Valentino Luis)

PELAKSANA
Adapun aksi sosial kemanusiaan SHOES FOR FLORES ini dilakukan oleh kelompok relawan lokal Flores yang secara pribadi terpanggil untuk berbagi rasa, berbagi perhatian, waktu, dan tenaga, secara cuma-cuma tanpa gaji ataupun balas jasa.

Para relawan SHOES FOR FLORES datang dari berbagai profesi serta bermacam latar belakang pendidikan, tidak memiliki tendensi politik, dan tidak membawa paham-paham tertentu yang merugikan atau tak sesuai dengan semangat karitatif.

Landasan persatuan para relawan adalah kesamaan empati terhadap kondisi sosial, khususnya dunia pendidikan di Flores. Semua keputusan berkenaan dengan kegiatan SHOES FOR FLORES dilakukan melalui diskusi bersama yang terbuka, persaudaraan, dan masing-masing terlibat dalam koordinasi yang saling melengkapi. Tidak ada jabatan khusus, tidak ada atasan-bawahan. Dalam membagi tugas dan tanggung jawab dikenal dengan sebutan “Koordinator”. Jumlahnya mengikuti banyaknya relawan yang disesuaikan dengan banyaknya siswa, banyaknya sesi acara, dan lain-lain. Jadi, tiap kali kegiatan, jumlah koordinator bisa berubah.

SPONSOR & DONATUR
SHOES FOR FLORES terbuka menerima uluran tangan, bantuan,  sumbangan dari pihak-pihak yang juga memiliki empati yang sama terhadap pendidikan, baik perorangan maupun mewakili lembaga/ kantor / perusahaan.

SHOES FOR FLORES menolak donasi dalam bentuk apapun dari pihak yang mengatasnamakan partai politik, maupun dari orang-orang yang memiliki tujuan politik.
Bantuan sebaiknya disumbangkan dalam bentuk barang, namun bila donatur betul-betul tidak memiliki waktu yang cukup, atau atas alasan tertentu yang tidak memungkinkan untuk menyumbang dalam bentuk barang/benda, maka dapat mengontak relawan yang ditunjuk khusus untuk mengalihkan sumbangan dalam bentuk dana.

Selain itu, untuk membuat kegiatan lebih bermakna serta bernilai edukasi, SHOES FOR FLORES juga terbuka untuk menjalin kerjasama dengan NGO, departemen pemerintah, serta lembaga-lembaga yang sekiranya bisa memberi pesan positif, misalnya tentang Sampah, Pelestarian Hutan, Kepedulian Terumbu Karang, Gizi, dan lain-lain sesuai kondisi serta lokasi sekolah.

Untuk bantuan berupa barang (alat tulis, buku bacaan, hadiah-hadiah mainan),
silahkan kirimkan ke:

SHOES FOR FLORES Stock Station
d/a. Ibu Nur Kartika (STYLEN)
Jl. Anggrek, Samping Gelora Samador
Maumere – Flores, NTT

Shoes For Flores menerima bantuan berupa non benda (dana), dengan detail bank sebagai berikut 

Bank DANAMON Cabang Maumere 
Atas Nama     : Stevania Beatriks Bogar 
No. Rekening :  003578726980

Konsultasi dan informasi lebih detail perihal bantuan, kerjasama, serta sponsorship,
mohon kontak:

Valentino Luis (Initiator Shoes For Flores)
E-mail                         : valentinoluis45@gmail.com
Facebook                   : Valentino Luis (da Mendez)
Phone & WhatsApp : +62 81338783834


Mohon konfirmasi ke alamat email & telefon di atas jika bapak-ibu/saudara-saudari menerima informasi yang membingungkan atas nama SHOES FOR FLORES.

*** 

SEJARAH, KEGIATAN, DAN ASPIRASI “SHOES FOR FLORES”
SEJARAH
Sebuah postingan di Facebook pada pertengahan tahun 2014 berisi foto-foto anak-anak Sekolah Dasar di Kabupaten Sikka, Flores, yang ke sekolah tanpa alas kaki dan baju seragam lusuh menjadi biang awal munculnya aksi sosial ini. Postingan tersebut ditautkan Valentino Luis (Inisiator SHOES FOR FLORES, travel writer & photographer asal Flores) pada laman Facebook pribadinya, dan dalam waktu singkat menerima banyak reaksi dari pengguna Facebook.

Valentino Luis kemudian dipertemukan dengan Dede Prabowo, pemerhati masalah pendidikan juga penggiat bidang sosial (Yayasan Alam Aksara/ www.alamaksara.org ). Pertemuan yang berlangsung di Bali ini lantas menyatukan niat untuk melakukan sesuatu bagi anak-anak sekolah yang berkekurangan itu.

Kunjungan ke sekolah pun dilakukan  untuk melihat situasi nyata. Dari tatap muka langsung dengan anak-anak juga pihak sekolah, dimulailah rencana penggalangan bantuan. Karena kasus anak-anak di sekolah tersebut adalah ketiadaan sepatu, maka gerakan sosial ini pun lantas dinamai “SHOES FOR FLORES” (Sepatu Untuk Flores).

Niat ini juga berhasil menyatukan sejumlah sukarelawan, anak-anak muda lokal, yang ikhlas membagi waktu dan tenaga untuk ikut turun tangan. Astry Bogar (apoteker), Mikael Jefrison (penyiar radio), dan Joseph Werang (staf hotel) menjadi volunteers perdana yang menemani Dede Prabowo serta Valentino Luis.

Volunter perdana Shoes For Flores, 5 orang - dari kiri ke kanan: Mikael Jefrison, Astry Bogar, Joseph Werang, Valentino Luis, serta Dede Prabowo
doc. Shoes For Flores


KEGIATAN
Aksi Pertama
Aksi sosial volunteering SHOES FOR FLORES dilakukan pertama di SDK Niobewa, Kabupaten Sikka, pada bulan Desember 2014. Terletak di atas bukit, sekitar 40km dari kota Maumere atau 2 jam berkendaraan. Jumlah siswa yang dibantu sebanyak 101 anak-anak. Meskipun nama kegiatannya SHOES FOR FLORES tapi karena anggaran hasil pengumpulan dana lebih dari cukup untuk membeli sepatu, maka bantuan pun ditambahkan seperti seragam sekolah, alat-alat tulis, dan buku pelajaran serta buku bacaan. 

Aksi Ke-Dua
Respon publik yang positif terhadap SHOES FOR FLORES, mendorong kegiatan ini untuk dilanjutkan ke sekolah-sekolah lain yang membutuhkan.
Bulan Februari 2015, kegiatan SHOES FOR FLORES beralih dari Kabupaten Sikka ke Kabupaten Nagekeo (sekitar 6 jam perjalanan dari Maumere). Disana SDN Nipado, yang kondisi sekolahnya juga memprihatinkan menjadi sekolah kedua  yang 81 siswanya menerima bantuan para donatur. Disini kita mulai dengan sesi Kelas Inspirasi 

Aksi Ke Tiga
Semangat berbagi semakin tumbuh, sehingga selang dua bulan kemudian yakni bulan Mei 2015, relawan SHOES FOR FLORES kembali menyambangi anak-anak. Giliran sebuah Panti Asuhan “Clara Fey”, di Mauloo, Kabupaten Sikka dengan 70 anak asuh yang dibantu. Bersama anak-anak, relawan melakukan kegiatan “Bersih Sampah” 

Aksi Ke - Empat
Untuk aksi yang keempat ini, dilakukan di sebuah pulau kecil, Pulau Dambila, yang mencakup sekolah inti dan sekolah kaki (cabang) serta sekolah MIS (Madrasah Islamiyah Salafiah ) Aksi berlangsung selama dua hari (menginap di pulau) diisi dengan Pemutaran Film (film tentang Terumbu Karang dan film motivasi sekolah “Laskar Pelangi”) pada malam hari di halaman tengah kampung, dan Pengecekan Tumbuh Kembang & Gizi Anak oleh tim dokter. Selain itu melengkapi bantuan dasar (sepatu, baju seragam, alat tulis), SHOES FOR FLORES juga mendirikan Taman Baca dengan sumbangan rak buku serta buku-buku bacaan. 

Pengecekan kesehatan oleh dokter, kerjasama Shoes For Flores dengan dokter Rumah Sakit di Maumere, Flores
doc. Shoes For Flores (Valentino Luis)

Aksi Ke-Lima
SFF ke-5 beralih ke Kabupaten Flores Timur, mengunjungi Tanjung Bunga, kecamatan paling ujung dari daratan Flores. Dari pre-survey, ditemukanlah sebuah sekolah darurat yakni SD Bedaliman, yang secara fisik berlantai tanah, berdinding bambu, dan beratap pelepah kelapa. Ada 50 siswa. Untuk memberi dampak yang lebih luas, SFF menambahkan satu SD terdekat yakni SD Lamaojan yang kondisi siswanya tidak jauh beda dengan Bedaliman.

Pelaksanaan kegiatan dilakukan akhir bulan Oktober 2015. Tetap dengan Kelas Inspirasi, Edu Game, Penyuluhan Kesehatan. Pembagian bantuan meliputi sepatu, baju seragam, tas, buku dan alat-alat tulis. Pemberian susu dan multivitamin.



Kondisi ruang kelas SD Bedalima di Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur

Aksi Ke- Enam
Berpindah dari Kabupaten Flores Timur, giliran ke Kabupaten Ende. SFF menyapa 120 siswa dari dua SD, yakni SDN Feoria dan SDK Wolomuku. Kegiatan berlangsung selama dua hari, tepatnya di Kecamatan Detukeli, pegunungan di sebelah utara Ende, sekitar dua jam dari Danau Kelimutu. Akses kesini melewati punggung bukit yang dibakap hutan pehononan berkabut.
Kelas Inspirasi dilakukan pada malam hari oleh tiga volunteers. Edu Game, Penyuluhan, Pengecekan kesehatan badan dan gigi, serta pemberian bantuan dilakukan pagi hingga tengah hari. Khusus untuk pengecekan gigi, dibantu oleh tiga dokter gigi.



Sebuah jalur menuju Detukeli.
Aksi Ke-Tujuh
Kembali ke timur, mendatangi pulau Lembata yang telah berstatus sebagai kabupaten otonomi. Di wilayah yang terkenal dengan tradisi 'Whale Hunting/ Perburuan Ikan Paus' ini SFF menemukan 3 SD, di tiga desa berbeda. Akibat jarak yang jauh antar desa itu, maka kegiatan difokuskan ke satu SD saja yakni di Atakowa, kecamatan Lebatukan. Prosesnya berlangsung dari bulan Maret, dan terealisasi pada awal bulan Mei 2016. Volunteers berangkat dari Maumere tgl 4, menginap semalam di Larantuka demi mendapatkan kapal laut pagi ke Lembata. Kegiatan di Lembata ini didukung oleh anak-anak muda Lembata yang bergabung dalam Komunitas Pelangi Adventure.  Volunteers kembali ke Maumere tanggal 8 Mei. Ini adalah kegiatan terlama bagi SFF. Edu Game, Penyuluhan, Pengecekan kesehatan badan dan gigi, serta pemberian bantuan sepatu, tas backpack, seragam, buku & alat tulis. Juga puluhan buku bacaan guna menunjang perpustakaan sekolah.


Piknik dan camping usai kegiatan di salah satu pantai di Lembata.

PROSEDUR DAN TEKNIK
Setiap sekolah yang dibantu terlebih dahulu melalui proses survey. Jika ada usulan yang masuk, relawan SHOES FOR FLORES akan mendatangi langsung untuk melihat, mendengar, dan berkomunikasi dengan pihak sekolah. Interaksi langsung dengan siswa-siswa dan orang tua siswa juga dilakukan untuk mengetahui permasalahan mereka.

Karena pemerintah juga memberi subsidi berupa dana BOS (Biaya Operasional Sekolah), maka SHOES FOR FLORES harus juga meneliti penggunaan bantuan pemerintah tersebut, agar tidak terjadi tumpang-tindih atau malfunction. (Lantaran itu pulalah maka SHOES FOR FLORES berkonsentrasi pada kebutuhan pribadi anak-anak, bukan pada fasilitas sekolah yang dapat di-cover lewat dana BOS).

Untuk menghargai bantuan para donatur, dan agar bantuan yang diberikan TEPAT SASARAN dan BETUL-BETUL DIPAKAI anak-anak, maka data mendetail menyangkut fisik anak pun harus dihimpun. Tinggi badan dan ukuran telapak kaki tiap anak sangat penting, dengan begitu pakaian seragam dan sepatu tepat ukurannya. SHOES FOR FLORES menghindari sistem drop and go, tapi memastikan bahwa setiap bantuan berguna bagi anak-anak.

Relawan SHOES FOR FLORES juga mendesign acara pembagian bantuan bernilai edukatif. Oleh karena itu, setiap kegiatan diisi dengan KELAS INSPIRASI. Dengan memanfaatkan latar belakang keberagaman profesi serta pengalaman hidup para relawan, Kelas Inspirasi ini berisikan sharing pengalaman, motivasi, serta peneguhan-penegguhan yang bertujuan untuk menyemangati anak-anak bersekolah serta bercita-cita. Kelas Inspirasi juga bagian yang penting karena berperan untuk membuka cakrawala berpikir anak-anak yang umumnya tinggal di tempat terpencil.

ASPIRASI
SHOES FOR FLORES baru berjalan delapan bulan sejak Desember 2014, pastinya masih sangat banyak yang musti dipelajari dan dimatangkan agar kegiatan-kegiatan ke depan berlangsung lebih baik. Flores dan pulau-pulau kecil yang bertebaran di sekitarnya pun masih banyak memiliki sekolah-sekolah yang luput dari perhatian, dimana anak-anak dari keluarga tak mampu tinggal dan menapak masa depan dalam keterbatasan.

Para relawan SHOES FOR FLORES akan tetap melakukan upaya untuk menyemangati para siswa dan ‘menjadi perpanjangan tangan’ dari pihak-pihak yang peduli pada pendidikan anak-anak Sekolah Dasar di Flores.


Kampung-kampung di pedalaman Flores, jauh dijangkau, membuat akses untuk mendapatkan fasilitas serta pendidikan yang baik menjadi terhambat. Foto Desa Waerebo - doc. Shoes For Flores (Valentino Luis)

Kiranya aksi sosial ini menjangkau ke Kabupaten-kaputen lain, dan menginspirasi agar spirit berbagi bisa menyebar. Dengan meluangkan waktu, membagi ide, mengulurkan bantuan, hingga turun langsung untuk berjumpah dengan anak-anak.

Beberapa hal yang perluh dilakukan misalnya dengan membentuk komunitas-komunitas relawan atau koordinator lokal di tiap daerah, agar lebih cepat dan lebih mudah untuk terhubung antara sekolah yang membutuhkan dengan relawan SHOES FOR FLORES. Sebab aksi sosial SHOES FOR FLORES ada Untuk Pendidikan Flores, Untuk Masa Depan Flores.


Label: